Jakarta, Taktiknews.com – Pulau Bengkalis yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau merupakan wilayah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak beberapa tahun terakhir secara konsisten melakukan upaya untuk mempertahankan setiap jengkal terorial NKRI dalam menghadapi abrasi.
Kabupaten yang secara geografis berbatasan langsung dengan Selat Malaka, Singapura, dan Malaysia tersebut terancam kehilangan daratan akibat tergerus air laut sehingga jika dibiarkan tanpa penanganan, maka hal ini dapat berpengaruh terhadap ZEE Indonesia. Sebagai wilayah terluar, Bengkalis merupakan pintu kedaulatan Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan diperhatikan.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, di bawah kepemimpinan Bupati Kasmarni berkomitmen untuk terus menjaga pulau yang juga menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Bengkalis, baik dari segi wilayah perbatasan, kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan, mengembangkan potensi lokal, hingga pelestarian lingkungan hidup.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis terus berupaya mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di wilayahnya. Seperti permasalahan abrasi yang mengikis wilayah pesisir, baik yang terjadi di Pulau Bengkalis (Kecamatan Bengkalis-Bantan), Pulau Rupat, maupun daratan Sumatera di sejumlah desa di Kecamatan Bukit Batu dan Bandar Laksamana.
Membangun pemecah gelombang (breakwater)
Sejak 2010 sampai 2022, Pemkab Bengkalis telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp328 miliar lebih untuk mengatasi abrasi, seperti membangun pemecah gelombang (breakwater) di spot-spot tertentu yang laju abrasinya bisa mencapai 7 – 10 meter setahun.
Selain mengalokasikan dengan biaya yang bersumber dari APBD Bengkalis, Pemkab Bengkalis juga mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat untuk ikut berperan menangani abrasi di Bengkalis. Total pantai yang mengalami abrasi sekitar 222 KM, dari total tersebut terdapat 121 abrasinya sangat kritis.
Dari 121 KM itu yang sudah ditangani sekitar 39 KM, artinya masih ada sekitar 82 KM kondisinya sangat memperihatinkan. Khususnya di pulau Bengkalis, Kecamatan Rupat Utara, dan Bukit Batu yang tidak mungkin dapat ditangani hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Pemkab Bengkalis terus berkoordinasi dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemprov Riau dan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR untuk menangani persoalan abrasi di Bengkalis,” jelas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bengkalis H. Suwarto saat berkunjung ke iNews Tower, Jumat, 23 Februari 2024.
Suwarto menambahkan, pengikisan daratan di sejumlah pulau Kabupaten Bengkalis, terutama pulau terluar, berpengaruh pada teritorial Indonesia, dan mempengaruhi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Karena itu, menjaga bibir pantai tentunya menyelamatkan kedaulatan negara.
“Misalnya di Teluk Papal, Kecamatan Bantan atau Pulau Bengkalis, tanah yang dulunya menjadi kebun berubah menjadi lautan. Akar-akar pohon terangkat karena struktur tanah keropos diterpa gelombang,” ujarnya.
Pulau Bengkalis yang berada di gerbang perbatasan, persis atau berhadapan langsung dengan Selat Malaka, maka sangat diharapkan kehadiran negara di sini.
Terkait pembangunan kepariwisataan, abrasi pantai, restorasi gambut, rehabilitasi mangrove, dan lainnya, Pemkab Bengkalis akan terus berupaya dalam meraih APBD provinsi dan APBN untuk kontribusi pembangunan di Pulau Rupat ini.
“Mengingat Pulau Rupat merupakan pulau terluar Indonesia. Untuk itu kami mohon dukungan, sinergi dan kolaborasi seluruh masyarakat agar kami dapat membuat terobosan dan terus berinovasi,” ujarnya.
Siap Membangun Jembatan Terpanjang di Indonesia
Pulau Bengkalis, Riau, yang dikenal sebagai penghasil durian terbesar, akan segera mengatasi keterbatasan aksesibilitasnya dengan dibangunnya jembatan megah yang menghubungkannya ke Pulau Sumatera.
Gubernur Riau Edy Nasution dan Bupati Bengkalis Kasmarni telah sepakat untuk merealisasikan proyek ini, yang membutuhkan investasi sekitar Rp7 triliun. Jembatan Pulau Bengkalis-Pulau Sumatera direncanakan menjadi yang terpanjang di Indonesia, membentang sepanjang 6,1 km, mengungguli panjang Jembatan Suramadu, Jawa Timur.
Meskipun usulan pembangunan jembatan ini telah ada sejak lama, penandatanganan kesepakatan antara Bupati Bengkalis dan Gubernur Riau menjadi titik terang, membawa harapan baru bagi pengembangan ekonomi dan investasi di daerah tersebut.
Proyek ini dianggap sebagai langkah strategis untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi dan mobilisasi barang serta jasa. Rencananya, pembangunan jembatan ini akan dimasukkan ke dalam program strategis nasional pemerintah tahun 2025-2029, menunjukkan komitmen serius untuk memajukan konektivitas antar wilayah.
“Selain memberikan dorongan ekonomi, jembatan ini juga diharapkan dapat memperkuat pertahanan nasional dengan mempermudah pengawasan terhadap peredaran narkoba dan perdagangan manusia melalui infrastruktur yang lebih baik,” ungkap Suwarto.
Dengan adanya jembatan ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan dampak positif terhadap perekonomian, sementara upaya untuk menekan peredaran narkoba dan perdagangan manusia dapat lebih efektif. Proyek ini menjadi tonggak sejarah bagi Pulau Bengkalis, untuk memajukan perekonomian masyarakat.
Bengkalis ‘Bermasa’ Program 1 Desa 1 Miliar
Selain membangun jembatan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Pemkab Bengkalis juga mempunyai program unggulan Desa Bermarwah Maju dan Sejahtera (Bermasa). Program Bermasa dalam bentuk bantuan keuangan bagi pemerintah desa di Kabupaten Bengkalis.
Terdapat 136 Desa, 19 Kelurahan, dan 11 Kecamatan di Kabupaten Bengkalis mendapatkan dana Bermasa Rp1 miliar per desa. Tujuannya agar desa nantinya, dapat terus bergeliat membangun, sehingga tercipta desa mandiri, maju dan sejahtera.
Bantuan keuangan Desa Bermasa merupakan anggaran yang memang dialokasikan khusus di dalam APBD Kabupaten Bengkalis, sebagai wujud komitmen dan janji Bupati Kasmarni dan Wakil Bupati Bagus H Santoso dalam mengimplementasikan delapan program unggulan daerah.
Adapun delapan program unggulan tersebut di antaranya Bantuan Keuangan Rp 1 miliar satu Kecamatan, satu Desa, dan satu Kelurahan, kedua Pemberdayaan Perempuan Berdaya Keluarga Sejahtera, ketiga Beasiswa Pendidikan Khusus dan Berprestasi.
Keempat Akses Jaminan Sosial dan Kesehatan total bagi Masyarakat, kelima Optimalisasi Transportasi Pelayanan antar Pulau, keenam Menjadikan Wisma daerah sebagai Rumah Aspirasi, ketujuh Pelayanan Sistem Kependudukan Berbasis Online, dan kedelapan Stimulus Ekonomi dan Peningkatan Lapangan Pekerjaan.
Di kenal sebagai kabupaten kepulauan, Bengkalis juga memiliki potensi unggulan di bidan perkebunan sepreti kelapa, sawit, karet, cokelat, buah pinang, dan lainnya. Selain itu, kabupaten yang berada berbatasan dengan Selat Malaka itu juga memiliki potensi hutan hampir 500 ribu hektar dengan kekayaan hayati dan faunanya yang beragam.**(Indra).